KP MOJOSARI DAMPINGI SISWA MAGANG OLAH KOHE JADI PUPUK KOMPOS
Mojokerto - Kebun Percobaan (KP) Mojosari BSIP Jawa Timur pada hari ini, 25 Oktober 2024 mendampingi siswa yang sedang magang dalam pembuatan pupuk kompos. Sebanyak 8 siswa magang tersebut 4 anak dari SMKN 2 Bagor Kabupaten Nganjuk dan 4 anak SMKN 1 Trowulan Kabupaten Mojokerto sangat antusias mengikuti pelatihan yang digelar di KP Mojosari yang memiliki luas lahan sekitar 18 hektar.
Seluruh siswa yang mengambil konsentrasi keahlain Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura ini sebelum mengolah bahan baku pupuk organik limbah padat ternak/kotoran hewan (kohe) sapi di haluskan dengan menggunakan coper khusus dengan tujuan memecah partikel menjadi lebih kecil sehingga proses fermentasi dalam pembuatan pupuk kompos menjadi lebih cepat.
David salah satu siswa magang menceritakan bahan baku utama pembuatan kompos ini adalah limbah kohe/feses sapi, bahan sisa pakan, dedak padi ditambah dengan bekatul. Adapun langkah pembuatannya yakni diawali dengan membuat larutan dekomposer dengan mencampur effective microorganism (EM4) dan molase ke dalam air. Kemudian membuat campuran bahan dari kotoran ternak, sekam, dan bekatul yang diaduk hingga rata.
Selanjutnya Syamsul menambahkan campuran bahan tersebut setelah diaduk kemudian dibuat lapisan setebal 30 cm di atas terpal dan disiram dengan larutan dekomposer sambil diaduk hingga dengan kelembaban bahan 75% atau tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah dengan ciri apabila campuran bahan digenggam agak menggumpal namun tidak mengeluarkan air. Lalu dibuat lapisan yang sama setebal 15-20 cm hingga semua bahan habis dan ditutup menggunakan terpal. Setiap 7 hari sekali pupuk bokashi dibalik. Setelah 28 hari pupuk kompos sudah jadi dan siap diaplikasikan.
Dr. Lutfi Humaidi, M.Sc. (Koordinator KP Mojosari) yang membimbing dalam pelatihan ini menjelaskan pembuatan pupuk kompos ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan siswa magang agar dapat membuat pupuk kompos secara mandiri dan berkelanjutan. Selain itu, juga diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan dapat meningkatkan serta memperbaiki struktur tanah.